DAYA TARIK AL-QUR’AN DALAM ASPEK ILMU PENGETAHUAN


Al-Qur’an sebagai sebuah kitab suci Agama Islam yang juga merupakan mukjizat dari Nabi Muhammad SAW memiliki daya tarik bagi berbagai macam orang, mulai dari golongan mukmin hingga non muslim sekalipun. Daya tarik dari Al-Qur’an sendiri meliputi berbagai aspek seperti aspek kebahasaan, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Di sini akan dipaparkan mengenai daya tarik Al-Qur’an dalam aspek ilmu pengetahuan.
A.      Definisi
·         Al Qur’an
“Al-Qur’an” secara bahasa, ialah : ‘bacaan’ atau yang ‘dibaca’. Al-Qur’an adalah mashdar  yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu maqru atau ‘yang dibaca’. Sedangkan menurut istilah al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang-oarang banyak), seerta hukum mempelajarinya adalah suatu ibadah.

·         Ilmu Pengetahuan
Ilmu sebagai kata benda diterjemahkan sebagai kepandaian tertentu atau pengetahuan tentang suatu bidang, dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi terbaru, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan itu). Sedangkan pengetahuan berasal dari kata tahu yang diartikan sebagai mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami), sehingga dari beberapa definisi tersebut ada keterkaitan antara ilmu dan pengetahuan. Pengetahuan adalah bagian dari ilmu, dan ilmu tersusun dari pengetahuan. Dalam bahasa inggris ilmu pengetahuan sering diistilahkan dengan science; knowledge gained by systematic experimentation and analysis.
Dari beberapa definisi ilmu pengetahuan di atas secara global ilmu pengetahuan mengandung beberapa ciri pokok antara lain:
1. Rasional dan empiris artinya bisa dicerna akal sehat manusia dan bisa dibuktikan kebenarannya oleh panca indra.
2. Sistematis artinya terstruktur dengan rapi menjadi satu kesatuan disiplin ilmu.
3. Berkembang dinamis sejalan dengan ruang dan waktu dan tidak statis.
4. Communicable bisa diajarkan melalui proses belajar mengajar (pendidikan) sehingga sangat dimungkinkan untuk dipelajari siapa saja.

Syarat-syarat Ilmu
1. Harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metode adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti; cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu system yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). (Erna, Manfaat Ilmu).
Dalam ajaran Islam ilmu pengetahuan adalah segala-galanya ibarat derajat adalah derajat tertinggi, ibarat harta benda adalah kekayaan ibarat paras adalah kecantikan atau ketampanan sehingga ilmu merupakan idola tertinggi dan termulia. Pada suatu hari Nabi Sulaiman ditawari oleh Allah: Wahai Sulaiman, jika Aku (Allah) memberimu sesuatu diantara ini maka yang kau pilih yang mana? Sulaiman bertanya akan Engkau beri apa aku ya Allah? Maka Allah memberikan pilihan antara lain: Aku akan memberi kamu harta, pangkat, wanita, dan ilmu, pilih salah satu dari yang 4 itu wahai Sulaiman. Setelah Sulaiman berfikir untuk menentukan pilihannya, maka beliau memilih Ilmu (alasan: dengan ilmu semuanya akan diperoleh, baik itu harta, pangkat maupun wanita), sehingga dalam hal ini Allah mengabadikan dalam Al Qur’an bahwa Allah akan mengangkat derajat yang lebih tinggi bagi orang-orang yang berilmu. (QS. Al Mujadilah:11).

B.      Kandungan Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan penghargaan yang amat tinggi terhadap akal. Tidak sedikit ayat yang menganjurkan dan mendorong manusia agar mempergunakan pikiran dan akalnya. Dengan menggunakan akal dan pikiran tersebut ilmu pengetahuan dapat diperoleh dan dikembangkan. Di samping itu, al-Qur’an juga sangat menuntut agar menuntut ilmu.
Kata-kata atau pernyataan yang dipakai dalam al-Qur’an untuk menggambarkan perbuatan berfikir, bukan hanya kata ‘aqala, tapi juga kata-kata sebgai berikut:
·         Nazhara, yaitu melihat secara abstrak, dalam arti berfikir dan merenung. Kata ini dalam 30 ayat lebih, diantaranya al-Ghasyiyah, 17-20
·         Tafakkara, berfikir secara mendalam. Dalam hal ini ada 16 ayat, diantaranya: al-Jatsiyah, 13
·         Tazakkara, berarti mengingat, memperoleh peringatan, mendapat pelajaran, memperhatikan dan mempelajari, dalam upaya membangun ilmu pengetahuan. Kata tazakkara dala al-Qur’an lebih dari 40 ayat. Diantaranya, al-Nahl, 17
·         ‘Aqala, menggunakan akal atau rasio. Dalam al-Qur’an tidak kurang dari 45 ayat yang berbicara tentang pemakaian akal merupakan bagian integral dari pengembangan ilmu pengetahuan. Misalnya ayat pada surat al-Anfal, 22
Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa isyarat ilmiah dan kandungan ilmu pengetahuan seperti berikut:
1.       Biologi
Artinya:
“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’:30)
Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan gejala-gejala kehidupan, meliputi pengetahuan tentang bentuk-bentuk kehidupan masa kini dan masa lalu. Biologi umum mempelajari semua yang dimiliki oleh organisme secara umum; bagian yang paling penting ialah: morfologi, fisiologi, dan genetika, yang kesemuanya masih bisa dibagi lagi. Biologi khusus mempelajari perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam organisme; bagian-bagian yang terpenting adalah: mikrobiologi, botani, zoology, dan antropologi, yang juga banyak pembagiannya. (Ensiklopedi Indonesia,1: 474).
Ayat-ayat Rujukan:
a.       QS. Shad/38:71-72: Penciptaan awal manusia, yaitu Adam yang berasal dari tanah.
b.      QS. Al-Mu’minun/23:14: Proses reproduksi anak cucu Adam.
c.       QS. An-Nur/24:45: Macam-macam hewan, melata dan lain-lain.
d.      QS. Al-Baqarah/2:22: Proses persemaian tumbuh-tumbuhan melalui hujan.
Termasuk ayat-ayat tentang Biologi antara lain: 6:38 dan 142, 13:3, 16:68-69 dan 78, 22:5, 23:33, 34:14, 39:6, 42:11, 50:9-11, 90:8-9.

2.       Astronomi
Artinya:
“38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
39. dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua
40. tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin:38-40)
Ilmu astronomi atau dalam khazanah ilmu pengetahuan Islam dikenal dengan ilmu falak, yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda langit, matahari, bulan, bintang, dan planet-planetnya. Pengetahuan tentang posisi benda-benda itu merupakan hasil pengalaman serta pengamatan yang dikerjakan berulang-ulang dengan bantuan berbagai peralatan.(Agus Purwanto:Ayat-Ayat Semesta)
Ilmu astronomi memiliki ruang lingkup antara lain: susunan tata surya (matahari, planet dan galaksi), evolusi bintang dan planet, bumi dan bulan, jarak dan ruang antar bintang, daya tarik, dan alat-alat astronomi.
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat tentang ilmu falak (astronomi) baik yang menggambarkan tentang posisi matahari dalam tatasurya, matahari sebagai sumber energi dan cahaya sementara bulan memantulkan cahaya itu, bintang-bintang yang bertebaran di angkasa, bumi tempat manusia mencari penghidupan, dan lain-lain. Ayat-ayat itu membimbing manusia kepada eksistensi Allah sebagai Al-Khaliq.
Ayat-ayat Rujukan:
a.       QS. Yasin/36:38-40: Matahari sebagai pusat tatasurya
b.      QS. Fushshilat/41:53: Gejala alam dan benda-benda angkasa yang dapat disaksikan mata telanjang atau dengan alat.
c.       QS. An-Nahl/16:15-16: Bintang-bintang menjadi pedoman (kompas).
Termasuk ayat-ayat tentang astronomi antara lain: 10:5, 16:12, 21:30, dan 32, 22:18 dan 65, 25:61-62, 35:41, 41:9-12, 51:47-48, 55:33.

3.       Arsitektur
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".(QS. Al-Baqarah:127)
Arsitektur berasal dari bahasa Yunani kuno, “arkos” (pemimpin), dan “tekton” (tukang tembok). Arsitekton berarti: mandor tukang tembok. Dalam bahasa Indonesia disebut arsitek diambil dari bahasa belanda dan menjadi gelar bagi seseorang yang melakukan perencanaan tata bangunan.
Pada masa kini, kata arsitektur mengandung pengertian: seni merencanakan bangunan bagi manusia yang bernaluri mencari keamanan dan kenyamanan diri demi kesejahteraan jiwa raganya. Arsitektur merupakan seni yang praktis dan langsung digunakan oleh manusia dalam bentuk rumah dan bangunan yang dihuninya serta dalam bentuk bangunan dan lingkungannya yang dibutuhkan untuk hidup bermasyarakat.
Al-Qur’an cukup banyak memberikan gambaran kepada manusia dalam berkarya menciptakan arsitektur dalam bentuk yang paling sederhana hingga rumusan-rumusan yang detail meliputi perencanaan suatu bentuk bangunan yang megah. Mulai dari bahan-bahan dasar yang paling ringan seperti bulu, kulit, kayu, dan batu sampai dengan konstruksi besi baja dan tembaga atau logam-logam lainnya. Begitu juga dari segi kegunaannya untuk rumah tinggal, rumah ibadah, gedung perkantoran, istana maupun benteng pertahanan untuk menyelamatkan diri dan masyarakat.
Ayat-ayat Rujukan:
a.      QS. Al-Baqarah/2:125 dan 127: Jenis bangunan dan kegunaannya.
b.      QS. An-Naml/27:44: Konstruksi/ bahan bangunan.
c.      QS. At-Taubah/9: 109-110: Seni Arsitektur.
Termasuk ayat-ayat tentang arsitektur antara lain: 3:96-97, 5:97, 18:21,31 dan 95-96, 22:29 dan 45, 40:36, 26:128-129 dan 149, 16:31 dan 80, 28:38, 10:9, 25:10, 34:15.

4.       Administrasi
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya….” (QS. Al-Baqarah:282)
Administrasi adalah suatu istilah sinonim dengan manajemen. Istilah administrasi digunakan dalam bidang pemerintahan atau kegiatan pelayanan, misalnya Administrasi kantor, administrasi pemerintahan, manajemen bisnis, dan administrasi hukum serta administrasi militer.
Administrasi yang dalam bahasa Indonesia berarti ketata-laksanaan, adalah rumpun ilmu sosial kemasyarakatan yang mempelajari segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan lingkup kerja dan tujuan yang ingin dicapai, maka tata-laksana itu dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a.       Tata laksana Negara (Public Administration): Penataan pekerjaan pokok yang dilakukan oleh badan pemerintahan untuk mencapai tujuan Negara.
b.      Tata laksana perusahaan (Business Administration): Penataan pekerjaan pokok yang dilakukan oleh badan-badan usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
c.       Tata laksana kemasyarakatan (Social Administration): penataan pekerjaan pokok yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan untuk mencapai tujuan lembaga kemasyarakatan tersebut. (The Liang Gie & Adrian The, 1998 Dalam Cakrawala Ilmu)
Ayat-ayat Rujukan:
a.       QS. An-Nisa/4:58-59: Adanya kepemimpinan yang adil dan baik membuat masyarakat harus mentaatinya.
b.      QS. Al-Baqarah/2:282-283: Aturan penataan bila terjadi utang piutang.
c.       QS. Ali Imron/3:104: Kontrol sosial untuk membangun masyarakat maju dan beradab.

Termasuk ayat-ayat tentang administrasi antara lain: 2:247-252 dan 282, 3:123-125, 5:2, 8:60 dan 65-66, 9:25-26 dan 122, 12:54-55, 27:23-35, 61:2-4.

C.      Daya Tarik Al-Qur’an dalam Aspek Ilmu Pengetahuan
Kandungan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an bukan hanya menarik bagi umat muslim saja tapi juga para ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya dengan ikhlas mengucap dua kalimat syahadat. Para ilmuwan yang jadi mualaf ini datang dari berbagai disiplin ilmu, seperti: astronomi, biologi, fisika, kedokteran, dll.
Berikut adalah beberapa tokoh ilmuwan dunia yang masuk Islam setelah takjub melihat kebenaran Al Qur’an dan Hadist, setelah melakukan serangkaian penelitian:
1.       Maurice Bucaille
Prof Dr Maurice Bucaille adalah seorang ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah memimpin klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Pada suatu hari, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille-lah yang jadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama untuk penelitian tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang Bucaille peroleh sangat mengejutkan; sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam.
Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?
Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yakni tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul 'Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern', dengan judul aslinya, 'Les Momies des Pharaons et la Midecine'.
Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini".
Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa as, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya terhadap Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini".

2.       Jacques Yves Costeau
Jika anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV chanel `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia adalah seorang ahliOceanografer dan pakar selam terkemuka dari Perancis.
Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.
Ayat itu berbunyi: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing".
Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi."
Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama kemudian, Mr Costeau pun memeluk agama Islam.

3.       Demitri Bolykov
Demitri Bolykov yang merupakan seorang ahli fisika asal Ukraina, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.
Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran Bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat realita di alam ini, daya Matahari merupakan "kekuatan penggerak" yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran Bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya Matahari.
Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet Bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet Bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti Bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa "gerak" perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.
Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.
Ketika ia menelaah kitab-kitab Samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima taubatnya."

4.       Dr.Fidelma OLeary
Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.
Penasaran dengan penemuannya, Dr.Fidelma mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.
Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.
Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.
Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

5.       Profesor William
Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa.
Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Para ilmuwan selama hampir tiga tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.
Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Sang peneliti muslim kemudian membaca ayat dalam Alquran yang berbunyi:
"Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, lagi Maha Pengampun," (QS Isra: 44).
Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan: "Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," demikian ungkapan William. [Inilah.com/SandsAflatih]
Hal yang sangat menarik dari Al-Qur’an dalam aspek ilmu pengetahuan adalah isyarat-isyarat ilmiah dan kandungan-kandungan ilmu pengetahuan yang terdapat di dalamnya yang sudah ada jauh sebelum manusia mampu membuktikan atau bahkan merumuskan teorinya. Hal inilah yang menjadi salah satu bukti akan kebenaran Al-Qur’an dan menarik umat manusia untuk mempercayainya.



Referensi:
http://agusdus11.blogspot.co.id/2014/06/al-quran-dan-ilmu-pengetahuan.html
http://penaraka.blogspot.co.id/2011/12/makalah.html
http://www.alfatih.web.id/2014/09/5-ilmuwan-jadi-mualaf-pasca-lakukan.html

Komentar

Populer

SYIRIK DI BIDANG ILMU PENGETAHUAN

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WA SALAM

MAJAS SIMILE DALAM AL-QUR’AN